“ Besok kita panen sayang”
Aku melihat mata binar menopang mimpi
Rumah yang telah mulai ramai
Jalan kerikil yang tak terasa menusuk
Butiran keringat berlomba menghapus bedak
Engkaulah panenku
Melihat binar matamu
Menempatkanku pada tepian pematang
Daun – daun padi yang sengaja engkau tabur di depanku
Dan melayang terbawa nyanyian angin
Antara jejal riang para petani
“Kemarilah…tidakkah kau ingin berkeringat dengan bulir-bulir padi ini…”
Dan aku menemukanmu
Bidadari yang berlari antara batang-batang padi
Sambil sesekali melempar senyum dan tawa
Meruntuhkan lautan pesimisku
“Aku ingin menyuapimu dengan bulir padi ini…”
Duhai penguasa langit
Telah kutemukan cinta dan kesungguhan
Melihat binar matamu
Ingin aku terlelap menikmati aroma bulir padi dan keringatmu
Komentar
Tulis komentar baru