Senja berlalu, Yudisthira masih berdiri memandang jasad kurawa
Genggam tangan tak sedikitpun terbuka, gemetar, tangisnya tak bersuara
Tanah tak tega menadah tetes air mata sang kakak
Burung gagak pun malu tuk merobek daging –daging segar yang berserakan
Yudhistira tahu, pun dalam diri Duryudana ada rama,
dan dalam dirinya ada Rahwana
Penghormatannya pada Kurawa adalah murni,
sayang Duryudana pada Pandawa pun nyata
Masing-masing yakin Ini kehendak para dewata,
bahwa roman pilu mungkin harus mereka mainkan
Sedang setelah itu para dewa bersikap seolah tak tahu menahu
Seratus saudara telah dikubur,
Yudhistira meninggalkan keempat adik yang termangu diam
tuk menyusul ayahandanya, Pandhu
Malam kelabu tiba, kini padang Kurustera benar-benar bisu
Komentar
Tulis komentar baru