Dua bukit kembar yang asing
Menarik kedua bola mataku
Getar-getar kasmaran menidurkan kesadaranku
Kumasuki hasrat musim yang hijau
Pohon kelapa dan tumbuhan padi
Mencium masa laluku berulang-ulang
Sepasang sayap matahari
Membentang pada biru langit yang redup
Awan putih dan burung hitam
Berebut ruang kosong di udara
Seorang petani bungkuk
Selalu tertinggal di pematang sawah,
Sebab cangkul dan caping adalah
Sebagian tubuhnya di mataku
Semuanya tampak bisu dan rahasia
Arsiran warna pucat menggenang di sana
Sebuah potret lahir dari khayalan bocah
Digambarnya wajah dunia dari ingatan
di sepanjang pelajaran sekolah.
Segalanya tampak begitu indah
Tak ada asap kendaraan, timbunan sampah,
atau sekumpulan pendemo brutal
Barangkali kau belum harus mengerti
Betapa cemasnya kehidupan orang dewasa
Biar, biarlah.
Biarlah kau lesatkan khayal ke jemarimu
Sebelum cuaca yang semaunya sendiri
meninggalkan luka di pikiranmu
Sebelum kegelapan yang binal membuat noda
di lembaran hatimu
Tapi jangan pernah kau biarkan
kata-kata penyair yang liar
menghuni hutan di jiwamu
Maret 2019
Komentar
Tulis komentar baru