gerbong yang riuh dan gemuruh itu..
ternyata masih tetap sama..
dengan sakralnya ingatan..
tentang jenuh yang tertinggal..
ketika roda menikam senja..
ketika peluit membasuh malam..
ketika peron mulai terkosongkan..
dan ketika sirine membunuh jalan..
KA. Argo Muria (Semarang-Jakarta), Sus.
Komentar
Tulis komentar baru