GORESAN KERINDUAN TANPA JARAK

GORESAN KERINDUAN TANPA JARAK
Aden S Hidayat

Ingin ku buat sebuah pesan
tapi yang kan tersampaikan bukan tanpa aksara
dan bahasa yang kukenal.
belahan kata yang terhanyut dalam luasnya samudra kehidupan.
seakan buih-buih samudra dalam debur ombak menghapus jejak kakiku
yang pernah tertinggal diatas pasir.
tak tampak bekas,
mungkin seperti itulah kenangan yang terhapus oleh waktu,
inginkan angan memberi ruang buat masa depan yang lebih indah
mungkinkah ada pesan lain dari samudra,
mungkin hanya goresan kata yang ada aksara
ia tersembunyi dari lipatan kertas putih
kucoba tuk kubaca
entah goresan siapa,yang tidak teralamatkan kepada siapa
kata-kata indah dengan kelembutan huruf yang meliuk indah
hingga tersusunnya sebuah puisi
kulihat simponi dan harmoni alam
dengan segala kekagumanku
selalu dan selalu terabaikan oleh manusia.
kenapa harus indra terpeka
susah untuk merasakannya
hanya
otot
urat saraf
lembutnya kulit ari
akankah berjuta-juta sel saraf yang pasti dimilikinya
hanya dirasakan perasaan yang tersakiti
kucoba tuk merenung
mungkinkah karena sayapnya patah
ketika akan terbang yang terhempas ke ujung jurang tak tampak
hanya bayang masa-masa lalu terngiang
mungkin pahit atau merana luka.
seakan mengalir dalam pembuluh
mungkin inikah diriku
tergores tertoreh luka
hingga dengan bangganya waktu mempermainkan angan
kupandang desiran ombak dipinggir pantai
hingga terdiam berdiri tuk renungkan entah apa
terasa sapaan lembut penguasa pantai
ia menyentuh ujung jari-jari kakiku hingga naik menutupi mata kakiku
hingga kembali turun perlahan hilang
kemudian menjauh dari jarak
terus berulang berkali-kali
menarik perhatianku
yang terasakan kesejukan
hilangkan tetesan keringat yang terpanggang oleh mentari
hingga menyinari pantai nan indah dan sunyi
hingga hilang bersama waktu
jauh tak terjangkau hingga hilang kehangatan yang selalu menyebar di hati