ketika aku terjaga malam ini.. kudengar mereka tak lagi riuh memainkan selendang "Dewi" diantara benih buliran hidup.. hanya kesunyian merangkulnya dengan hentak jantung sang gerimis yang berdenyut lemah.. bahkan tak terdengar oleh makhluk kecil penghuninya yang slalu merindukan hadirnya.. Sekilas tampak olehku airmatanya mengalir menyiram senyum seorang tua dengan selaksa harap.. dan menanyakan arti cinta bumi pada lembaran musim akhir..
aku berbisik lembut pada angin utara yang terlihat sombong disinggasananya.. mengapa kau menidurkan buliran embun dipangkuanmu..? mengapa tak kau biarkan tetesan-tetesannya menyapa pagi.. ? Dengan angkuhnya dia menjawab.. ini adalah kehendakNya.. mengapa kau bertanya seperti itu sedangkan sang Fajar selalu menyapamu dengan senandung Cinta..
hmm.. lagilagi aku menemukan kata "Cinta" pada kerdilnya pengetahuanku tentang hidup.. aku hanya diam dikursi kayu ini,, kutiupkan nafasku pada pucuk bunga dihadapanku.. Dan samar ku dengar pekikan-pekikan keperkasaan sang musim melumat nyanyian-nyanyian penghuni hening ladang ini..
Komentar
Mendongak menyelam tengada
memetik buliran kerontang menghela nafas kesabaran , menangis merdu berharap senandung doa nan perkasa...ingin menyusuf belaian sang bunda.
Prosa liris ya?
Yang seperti ini masuk kategori prosa liris ya? Ada aroma sendu yang menyusup tiba-tiba dalam retaknya ladangmu.
Salam Kenal
sangat bagus sekali ini
sangat bagus sekali ini
al-masyahif
terimakasih...
terimakasih...
Suasana
Suasana-nya terasa hadir banget disini (hati)
:D
Tulis komentar baru