ingin kusapa dikau disela kepenatan hidupku
sebagai uluran tangan ketika engkau terus memanggilku
namun tirai yang pernah kau buka
perlahan engkau tutup kembali
hingga aku tak bisa lagi, dari mana harus mengintai
maka kucoba menyapamu dengan percikan doa
dan menguntai dalam bait-bait puisi
meskipun kutahu doa dan puisiku belum tentu sampai
namun setidaknya aku telah memberi tanda
bahwa engkau pernah singgah di taman hidupku
yang kita sendiri tak akan pernah tahu
apakah pada saatnya kita bisa saling menyapa
kembali bersanding meski dalam maya
atau mungkin bersua dalam nyata
Komentar
Tulis komentar baru