Di tengah hiruk pikuk
Ia berjalan tertunduk lusuh.
Kata-katanya bisu menggapai rembulan.
Mimpi-mimpinya kelu tergantung di langit malam.
Berjalan menyibak kerumunan.
Terpaut langkah gontai tak bertujuan.
Bersama takdir ia akrab berkawan
Bersama sepi ia senandungkan nyanyian.
Sampai di persimpangan
Ia kaku tertunduk di sudut jalan.
Suaranya tercekat dalam hati
Senyumnya getir, kering nan sepi.
Komentar
Tulis komentar baru