Skip to Content

Puisi Puisi Akhmad Zailani

Foto adella azizah
puisi puisi Akhmad Zailani
 

 

AWAN YANG MEMBENTUK GELOMBANG BABI

 

awan awan bergerak gerak

disetubuhi angin

membentuk adegan per adegan

cerita tentang drama istana

sekalian sandiwara gedung perwakilan

yang membentuk gelombang babi

 

kau awan sekaligus babi babi itu

kau memakan kotoran  sendiri

bangkai kursi kedua hampir habis

dijilati dan dilahap

tapi tak ada yang berubah juga

ya, janji tergeletak di tanah

dan dijilat jilat kembali

 

lalu aku mau apa?

lalu aku bisa apa?

aku tetap saja dijadikan biduk kecil

yang dipermainkan gelombang besar

aku biduk dan kau gelombang

dan aku tenggelam kau tertawa

kau tiada henti menjadi gelombang babi

yang dibentuk dari awan awan

dan terus  saja memakan kotoran  sendiri

 

BABI YANG BERKELIARAN DALAM DIRIMU

I

Kau tak hanya memelihara babi di banyak bagian kandang dalam dirimu
tapi kau telah menjadi babi itu sendiri

dan yang aku takutkan adalah kelak kau akan melahirkan babi dari otak melalui pikiranmu. dari mulut melalui perkataanmu. dari telinga melalui melalui pendengaranmu. dari mata melalui penglihatanmu

Setelah babi babi itu kau lahirkan akan semakin banyak lah babi babi yang berkeliaran.
Itu yang aku takutkan.

II

bayi babi yang dilahirkan dari mulut, mata, telinga, hidung sudah berkeliaran di berbagai tempat.
tidak menunggu besar masuk melalui pikiran dan kemudian dilahirkan kembali melalui mulut, mata, telinga, hidung.

babi babi terus berkembang biak tak hanya memakan kotorannya sendiri, tapi juga memakan sel sel otak.
babi juga memakan suara, memakan penglihatan, memakan pendengaran, memakan penciuman
semua sudah dimakan babi
termasuk dirinya
tapi babi babi belum mati juga.

III

kau bertanya, “apakah babi babi itu juga sudah memasuki eksekutif, legislatif yudikatif dan lembaga lembaga lain?”

aku tak menjawab, karena aku tak ingin kau ikut menjadi babi

aku tahu pertanyaanmu hanya untuk menyakinkan saja
babi memang sudah berkeliaraan di mana mana
termasuk di dalam dirimu
dan aku tak ingin mengatakannya kepadamu.

TENTANG AKHMAD ZAILANI

* AKHMAD ZAILANI.  Selain menulis cerpen juga menulis puisi, essai, karya ilmiah, sejarah  dan berita.  Bekerja sebagai wartawan saat masih mahasiswa. Cerpen dan puisinya dimuat di koran Utusan Borneo, Sabah Malaysia. Puisi-puisinya di antaranya dimuat dalam antologi puisi penyair 5 negara Sinar Sidiq yang diterbitkan sempena Mahrajan Persuratan dan Kesenian Islam Nusantara 2012 di Membakut Sabah pada 8-11 Februari 2012,  Kepada Sahabat (antologi puisi Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, yang diterbitkan Dewan Bahasa dan Pustaka Cawangan Sabah), kitab puisi Suara 5 Negara (prakata Korrie Layun Rampan),  antologi puisi  Negeri Sembilan Matahari (Sastra Welang Pustaka, Bali 2013) dan Langit Terbakar Saat Anak-anak Itu Lapar (Sastra Welang Pustaka, Bali 2013) .Cerpennya dijadikan judul buku 22 Cerpen Borneo Pilihan 2012; Aminah Sjoekoer di atas Kapal Nederland (Metro, 2012) bersama pengarang Malaysia dan Brunei Darussalam.  Cerpen direktur LSM Lembaga Informasi Kerakyatan (LINK) juga terhimpun dalam buku; Kalimantan Timur dalam Cerpen Indonesia (editor Korrie Layun Rampan, ), antologi cerpen jurnalis Kaltim, Para Lelaki (Sultan Pustaka,  ), antologi cerpen Semangkuk Nasi dan Presiden (Sastra Welang Pustaka, Bali 2013). Selain buku sastra, juga menulis buku sejarah politik di Kaltim, Wajah Parlemen Samarinda (diterbitkan oleh DPRD Samarinda, 2006). *

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler