Skip to Content

Undangan-Mu di Hari Lahirku

Foto adella azizah

 

Undangan-Mu di Hari Lahirku

Puisi  Akhmad Zailani

 

1

Rumah-Mu tak hanya di hati. Aku tak ingin berjarak,  panggilan-Mu wajib  dihadiri. Menjamu banyak hidangan-Mu yang tersaji, di hari lahirku,  bisa jadi sekalian untuk mengingatkan hari matiku. Sujudku atas undangan-Mu dari debu yang malu atau mungkin tak berani menatap-Mu.

2

Perjalanan di hari lahir menuju titik akhir. Aku berputar-putar, dalam arus yang menyeru-nyeru nama-Mu. Mengelilingi rumah-Mu. Terus berputar, hingga menepi,  lalu menempelkan raga di rumah-Mu. Mengetuk rumah-MU dan menyelipkan doa-doa yang tak pernah basi.  Setelah itu berputar lagi. Terus berputar.  Menyelipkan diri lagi, menempelkan tangan di rumah-MU. Mengusap-ngusap dinding rumah-Mu. Memohon; aku ingin belajar menjadi pecinta-MU, dan aku mengharapkan bimbingan-Mu.  Tentu saja  juga ingin mengecup-Mu.

3

Demi Allah,  aku fakir dan sangat ingin di dekat-Mu.  Kau telah memberi  Cahaya-Mu untuk lebih mencinta,  dan demi Allah, aku memohon maaf dan ampun yang tiada terhingga,  karena sangat lambat memeluk-Mu,  karena terhanyut sebagai manusia, yang menyembah diri sendiri.

4

Nafas yang berdetak-detak semakin tua.  Aku yang berjalan ke sana ke sini di dalam diriku sendiri. Aku tak ingin salah menggunakan cinta-Mu.  Ya, aku ingin secara  benar mencinta-Mu. Aku ingin berlama-lama. Tapi waktu tak bisa dihentikan.  Terus berdetak menuju titik kematian. Aku ingin bergegas mandi dan membasuh raga di air-Mu.

 

5

Memang tak hanya satu jalan, ada berjuta-juta jalan yang terbentang untuk bertemu, bersujud, memeluk dan mengecup-NYA.

 

Mekkah, Februari 2014

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler