Skip to Content

RUMAH TUA

Foto sunusijanjitojajale

telah kubangun rumahku dengan tetesan peluh berpuluh tahun yang lampau

lalu aku merantau jauh kesebuah buana menepi dipojok bumi menua diremuk waktu

untung setahun sekali aku pulang dan merasa asing di rumahku sendiri

loteng sepi tak ada cengkrama dari keluarga kecilku

hanya tikus nakal yang membuang kotorannya diatas tumpukan buku buku tua

memori yang telah jadi sampah sketsa lukisan dan catatan puisi yang dimakan rayap

kamar kamar yang telah jadi gudang tumpukan rongsokan

dinding mengelupas kelabu seperti warna rambutku

atap tiris keatas ubin yang retak retak

tiang penyanggah menjadi rapuh seperti rapuhnya tulangku

pagar halaman bercendawan dicat setahun sekali ketika ada upacara penyambutan

bebungaan mengering layu didalam pot tak bertanah

rumah tua itu tidak mati masih ada nafas berembus

sibuk mengurai benang kusut menemukan jalan kehidupan menuju masa depannya masing masing

kalau aku sakit dirantau dan ingin pulang kerumah tuaku yang sepi

mungkin masih ada cucu kecilku senang mendengarkan aku mendongeng

ceritera yang kujalin dari negeri orang

membaca ulang lembaran hikayat yang telah usang sebelum maut datang menjemput

tapi mungkin juga tidak karena mereka pada sibuk dengan gatget pengusir sepinya masing masing

dan tak ada lagi yang mau peduli di rumah ini

seperti tubuh tua ini yang selalu setia menunggu diperbaharui kembali

oleh generasi berikutnya

Komentar

Foto abdillah ryo

Mengharu biru ....

Mengharu biru .... terimakasih untuk cacatan ilmu hidupnya !

Foto Beni Guntarman

Terharu...

Terharu saya membaca puisi ini, membayangkan diri sendiri...sang waktu mengubah segalanya....meski semakin tua tubuh ini namun semangat harus tetap menyala. Salam hormat, salam kenal.

Beni Guntarman

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler