SEPOTONG ROTI
Bertanyalah pada koki kenapa cake itu enak.
Ada perjanjian dan ada pertentangan, dulu sekali banyak orang yang menderita karena janji REVOLUSI. Tapi apa yang terjadi, permainan politik yang di pertontonkan. Akibatnya muncul pertentangan antara pihak komunis dan anti komunis. Korbannya siapa? Rakyat kecil yang menderita. Sepotong roti pun seperti mencari harta karun didasar samudra. Tulang-tulang rangka yang nyawanya masih ada seperti cangkang-cangkang udang yang kering terlihat di balik kulit yang tipis. Tragis.
Pemimpin bukan hanya mengerti apa yang harus di lakukan, tapi mengerti apa akibat untuk semua golongan. Pemimpin bukan hanya duduk di tempat yang bermandikan emas pujian, tapi merasakan pahit dan beracunnya hidup.
Maling dengan niatnya karena maling atau maling yang karena terdesak harus maling itu beda artinya. Meskipun sama-sama maling. Memimpin karena niat untuk merubah negeri ini menjadi lebih baik setidaknya hukum yang seimbang dan sesuai dengan tempatnya berbeda dengan memimpin untuk memperbanyak harta dan kekuasaan, kata orang, pergi saja loe ke laut.
Monggo
sepotong roti untuk Pemimpin.
Coba saja mereka makan roti yang hanya sepotong untuk satu hari. Makannya cuma satu hari.
Lumayan kalau rotinya tidak basi, tapi roti itu dari tong sampah sang konglomerat.
Tragis
sepotong roti untuk anak jalan.
Alhamdulillah, hari ini masih bisa makan walau sepotong.
Sungguh ini hanya permainan dari tangan seseorang yang tidak mengerti. Aku saja tidak mengerti.
Hanya ada hitam diatas putih.
Sepotong roti untuk kamu wahai penerus bangsa
Komentar
Tulis komentar baru