Skip to Content

Waktu

Foto Mira W

Apa ini masuk akal, ketika lagu yang sudah lama tak kudengar justru kau mainkan dengan gitar tua itu.
Kau mengajakku ikut bernyanyi, tapi aku menolaknya. Cukup dengan mendengar suaramu saja aku sudah terkesiap.
Aku diam tapi jantungku tidak. Dia terus berdenyut satu-satu, tanpa bisa kuhitung satu persatu.
Tiap bait lagu yang kau nyanyikan justru seperti akar yang mulai tumbuh dalam dada. Terus tumbuh menjadi pohon cinta.
Teduh. Dan daun dan buah yang mulai berkelebat seperti bayangan yang memabukan mata.
Akan ada satu saat kamu berhenti dan bertanya: Apa perlu aku teruskan lagu lama ini? Tiba-tiba kamu merasa tak berarti.
Hanya bisa diam, tak lagi bernyanyi. Kami sama-sama saling pandang.
Diam.
Sama seperti saat dulu pertama bertemu. Kamu menopang dagu dan terlihat ragu.
Aku memilin jari jemari, tak ada kata dalam bibir yang ingin ku sampaikan. Semua masih sama, masih tersimpan dalam dada.
Lara.
Jari manisku terbalut indah dengan sebuah cincin permata, seorang Tuan yang memilikinya. Memiliki diriku, tapi bukan hatiku.
Hatinya mungkin saja bisa tumbuh dan memilihku. Tapi hatiku bisa tumbuh dan bertahan dengan pilihan lain.
Apa ini masuk akal, aku masih terus memikirkan orang yang sama. Bingung diantara penyesalan akan waktu yang tlah berlalu dan penerimaan yang ku anggap angin lalu.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler