Skip to Content

Mitos

MEMBONGKAR MITOS KESUSASTRAAN INDONESIA (BAGIAN 03)

(kupasan kedua dari paragraf awal, lewat esainya Dr. Ignas Kleden)

Oleh: NUREL JAVISSYARQI

 

MEMBONGKAR MITOS KESUSASTRAAN INDONESIA (BAGIAN 02)

(kupasan pertama dari paragraf awal, lewat esainya Dr. Ignas Kleden)

Oleh: NUREL JAVISSYARQI

 

MEMBONGKAR MITOS KESUSASTRAAN INDONESIA (BAGIAN 24/6)

Oleh: Nurel Javissyarqi

 

(VI)

MEMBONGKAR MITOS KESUSASTRAAN INDONESIA (BAGIAN 24/5)

Oleh: Nurel Javissyarqi

 

(V)

Nurel: “Pak Yamin, ini Bapak Ki Hadjar Dewantara pengen nimbrung juga, boleh kan?”

M. Yamin: “O… Mas Dewantara, persilahkan masuk Nurel. Di sini kita mengalir saja.”

Nurel: “Ya Bapak.”

(Lalu mereka ngobrol berdua).

Dewantara: “Assalamualaikum”

M. Yamin: “Waalaikumsalam”

MEMBONGKAR MITOS KESUSASTRAAN INDONESIA (BAGIAN 24/4)

Oleh: Nurel Javissyarqi

 

(IV)

M. Yamin: “Ambilkan pengertian Sumpah Palapa lebih dulu di Wikipedia, sebelum larut berkelana.”

MEMBONGKAR MITOS KESUSASTRAAN INDONESIA (BAGIAN 24/3)

Oleh: Nurel Javissyarqi

 

(III)

M. Yamin: “Nurel, kenapa kau tak ambil kalimat dari buku-bukuku, biar agak gimana gitu? Hehe…”

Nurel: “Pengennya, tetapi buku-buku Bapak berada di Lamongan, sementara saya masih di Ponorogo. Ya semoga sebelum rampung catatan ini, bisa pulang terlebih dulu ke kampung halaman.”

MEMBONGKAR MITOS KESUSASTRAAN INDONESIA (BAGIAN 24/2)

Oleh: Nurel Javissyarqi

 

(II)

Di bawah ini saya gunakan beberapa pendekatan, ada dongeng bagi yang suka cerita, dan jalur selanjutnya lihat saja nanti. Setidaknya tidak terlepas daripada harapan M. Yamin, atau lima faktor memperteguh persatuan: sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

***

MEMBONGKAR MITOS KESUSASTRAAN INDONESIA (BAGIAN 24/1)

Oleh: Nurel Javissyarqi

 

(I)

Dialog Imajiner Mohammad Yamin tentang “Deklarasi Hari Puisi Indonesia.”

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler