Skip to Content

PUISI CINTA & DUKA

Tirani Asu

Siapa?  

Potret diri yang kau lukis dengan tinta sebagai penyiksa? 

Siapa? 

Sketsa wajah yang kau toreh dengan lumpur panas di atas kanvas

ASU

aku benci bingar

Aku tak ingin di pasar

Berlariku ke hutan

Tetap tak kutemukan

 

Sembunyiku di balik pohon randu

pada punggung batu

Ingin Berlalu

Larut malam tiba menyapa

Mengganggu Pikiran yang hampa

Hati kian gelisah banyak beban

Sisa Harapan

Jauh sudah perjalanan di jejaki. Tak terasa begitu banyak waktu yang telah jadi masa lalu

Begitu amat menyedihkan kita tak pernah tinggal satu atap

Tanya

Ruangan ini telah sunyi
Hiruk pikuk kesibukan telah berganti
Menatap sendiri
Tumpukan pekerjaan yang tak akan pernah habis
Detak jam mengeluarkan bunyi

Kepada Matahari

 

 

Aku bertanya: Apakah matahari sudah puas menertawakanku?

Dan sampai kapan kau mengobarkan api dan sembilu padaku?

 

MANTAN TERINDAH

Mengapa engkau waktu itu  

sesal

Sepanjang mendampingimu aku selalu berkeinginan bahwa kaulah pasangan sempurna untukku

Dan aku tidak peduli bagaimana untuk yang lain

Hanya Selalu bersamamu adalah bentuk syukurku yang terlalu berlebihan

Padahal itu hanya salah bentuk kegilaan hatiku padamu

Bentuk cintaku padamu adalah toleransi yang sangat besar bahwa hanya dirimulah untukku

RINDU

 

Setiap detik setiap aku bernafas tak ada yang lain selain merindukan Mu (Allah)

RINTIK MATA

Lidah berkelit lalu membelit
Lipur dusta berkulit rintik
Tik..Tik..Tik..
Mataku kembali berdetik.

Naskah menceritakan kisah

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler