Aku terjebak dalam cangkir bak hewan melata
Mengukir-ukir ruam tatkala nyata
Terbuka
Aku setidaknya tahu
Menelanludah
Tak semudah, menjualrumah
(sebuah refleksi kebangkitan)
Udara sejuk menyembunyikan panas diluar sana
berhembus masuk seperti plastik, gerakan tirai yang membuai kantuk..
Merebahkan ke-an...
Di latar hijau dan biru..., “wah, di danau gelayutan perahu.......”
Di latar kelam kerapu mendekat perahu
Kau lukai ilalang itu ...
Sekadar yang kamu sandang yang ku pakaikan kapital ...
untuk bos-mu, tak perlulah ....
Dia hanya mengeja-eja kata
Kau tuliskannya .....
“Ibu darahku”,
Hanya pertanyaan
“mengapa tak pernah bilang mau permisi dari aku”
Setidaknya saat kutunjukkan sajak dan lagu...
"tak pernah pikirkan apa kelirunya...
hanya kebab dan anggur tersita...
karena mungkin terlalu gem bul
Yak..penari malam mengigil,
ini bukan tarian dingin yang sering di-plotkan depan mereka
sudah tahu,
Semua bukan manis yang pernah ditulis ..
Hanya selaksa keinginan untuk mencorat garis ...
Terhadap kesalahanku sendiri yang terlampau sinis,
Komentar Terbaru