Jeritnya kini semakin tak terdengar, ditelan angkuh lalu lintas kota...Tempatnya kini didalam hati, bersemayam bersama rontak...Pandangannya kini sayup-sayup,
Menggeliat dilangit-langit
Meronta dipusara
Melihat tapak kaki
Melangkahi sejarah
Diujung badik cerita dituliskan
Mati sudah Masa depan...
keluhan apalagi kutuang di malam dingin yang merasuk tulang
tubuh kumuh yang telanjang ini telah lama akrab bermain dengan angin
Telah aku pertaruhkan
Gurauan dan petunangan dengan alam
Bicara apa Soei di puisimu
Suara itu di Gurun
Membangunkan aku dari tidur
Aku makan
Dulu madumuBiar darah kentalmu
Aku hisap dalamDan aku kenjang dan dahaga
Buih tak juga bergelembung
Manusia seperti rayap
Memakan apa yang dapat
Nafsu tak terbatas
Pada tali air di dinding
Komentar Terbaru