keluhan apalagi kutuang di malam dingin yang merasuk tulang
tubuh kumuh yang telanjang ini telah lama akrab bermain dengan angin
diluar pediaman dijalan-jalan bergelut dengan bising dunia yang tak kenal padam
pernahkah engkau ulurkan kehangatan selembar cahaya kemesrahan
untuk teman tidurku di taman taman terbuka yang tak kau kenal
begitu asing hidup tampa langit biru selain kabut tebal yang gelap
yag menutupi bukit dan jalan terjal mendaki menujumu
jejak sudah lama tak berbekas dan oase kasih sudah lama mengering
tersapu angin musim dan badai sebelum aku lahir
dan kusaksikan dengan mataku sendiri kegarangan alam juga
manusia yang menanam kebencian di rimba-rimba kota
tentu kita tak saling mengenal dan tentu itulah yang jadi alasan
mengapa kita tak membuka pembicaraan tentang kehampaan nurani kita
lemparkan saja sehelai kain kasih sayang ketulusan
menutupi tubuhku yang telanjang dan jangan kau biarkan aku berjalan
di tengah malam bersama bayang bayang yang mengerikan
menjadikan aku hantu yang mengintai setiap langkahmu
yang mengintip di pinggir ranjang ketika kau bermesrahan
dengan perempuan simpanan disisi istri dan anak-anakmu
pernahkah kau tertegun sejenak ketika kau kulihat
berdiri diatas mimbar meneriakkan ayat ayat tuhan
kebenaran yang dijungkir balik dengan sisi lain dalam hidupmu
disuatu sudut yang kelam kulihat wajahmu juga berada dilimbah limbah kumuh bersamaku
lumpur busuk yang kau jadikan bahan untuk membangun gedung gedung megah
yang tak lebih dari sebuah penjara dimataku
tubuhku yang telanjang telah akrab bermain dengan angin
diluar pediaman dijalan jalan bersama bising dunia yang tak kenal padam
kita adalah sama dan tak saling mengenal
kita adalah sama dalam kekosongan hati nurani
kita adalah sama penghuni rimba rimba kota
dengan berjuta binatang buas yang mengaku bernama manusia
hanya aku berani mengaku diriku sendiri sebagai yang terhina
di hadapan hakim
sedang engkau ngeri atas kenyataan ini
lalu kau kunci dirimu dibalik dinding hippokrisi
dan membangun pagar barrikade dengan anjing dan pembela yang dibayar tinggi
mengapa tidak kau lemparkan sehelai kain kasih sayang
untuk menutupi tubuhku yang telanjang
agar antara kita tak perlu ada dendam
Komentar
Tulis komentar baru