Tuhan, akalku terbatas
Tapi hamba kerap merasa cerdas
Kala lelah menghadapi masalah
Kadang bertanya, kenapa aku ada
Aku lupa, daya ingatku
Aku memilih bersikap biasa
Sedemikian datar di tengah kesal
Bukan berarti tak tahu apa-apa
Tapi aku percaya ada Rabb Sang Maha
Normal 0
Banyak orang terpesona pada wajahku, padahal itu palsu
Banyak pria gemas dengan dadaku, padahal itu palsu
Banyak wanita iri pada kulit putihku, padahal itu palsu
Jari jemari menari dan terus menari di atas papan kunci
Huruf demi huruf menggeliat memunculkan sosok kalimat
Suara kegelisahan yang kerap terbenam terdengar
Kekesalan dan kemarahan yang ditahan dilampiaskan
Di beranda hatiku,
Kamu duduk di kursi kayu berukir cinta
Meneguk teh kasmaran yang kusiapkan
Aromanya membuatmu mabuk kepayang
Setengah halaman bertaburan bujukanMerayu datang memborong barangDiskon up to 70 persen Menari-nari fesyen elok harga tanah abang
Renta Rosa
Sosoknya renta, jauh dari kesan perkasa
Hidupnya bersahaja, kering dari kilau permata
Ia hanya orang biasa, bukan pegawai, pengusaha, atau pejabat yang bermahkota
Kakinya tertatih meniti tapakan terjal
Matanya tajam memandang
Kepalanya menunduk menghindar
Tamparan panas tangan surya nan membakar
Tetap saja legam setia memendar
Kala nurani coba kuselingkuhi
Tetap saja yang terlihat duri tajam
Sosoknya dekat
Tapi buram menghitam
Kejahatannya nyata
Komentar Terbaru