Skip to Content

Puisi Susan Sutardjo

Lupa

Tuhan, akalku terbatas

Tapi hamba kerap merasa cerdas

Kala lelah menghadapi masalah

Kadang bertanya, kenapa aku ada

 

Aku lupa, daya ingatku

Dalam Diam

Aku memilih bersikap biasa

Sedemikian datar di tengah kesal

Bukan berarti tak tahu apa-apa

Tapi aku percaya ada Rabb Sang Maha

 

Cantik Plastik

Banyak orang terpesona pada wajahku, padahal itu palsu

Banyak pria gemas dengan dadaku, padahal itu palsu

Banyak wanita iri pada kulit putihku, padahal itu palsu

Social Media (Socmed)

Jari jemari menari dan terus menari di atas papan kunci

Huruf demi huruf menggeliat memunculkan sosok kalimat

Suara kegelisahan yang kerap terbenam terdengar

Kekesalan dan kemarahan yang ditahan dilampiaskan

Rindu

Di beranda hatiku,

Kamu  duduk di kursi kayu berukir cinta

Meneguk teh kasmaran yang kusiapkan

Aromanya membuatmu mabuk kepayang

Midnite Sale

Setengah halaman bertaburan bujukan
Merayu datang memborong barang
Diskon up to 70 persen
Menari-nari fesyen elok harga tanah abang

Renta Rosa

Renta Rosa

 

Sosoknya renta, jauh dari kesan perkasa

Hidupnya bersahaja, kering dari kilau permata

Ia hanya orang biasa, bukan pegawai, pengusaha, atau pejabat yang bermahkota

Perempuan Perkasa

Kakinya tertatih meniti tapakan  terjal

Matanya tajam memandang

Kepalanya menunduk menghindar

Tamparan panas tangan surya nan membakar

Tetap saja legam setia memendar

PENELIKUNG

Kala nurani coba kuselingkuhi

Tetap saja yang terlihat duri tajam

Sosoknya dekat

Tapi buram menghitam

Kejahatannya nyata

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler