Skip to Content

Februari 2015

MENGHIDUPI PERAN TEATER TUTUR:

SEBUAH EKSPRESI TEATRIKAL DALAM PENDALANGAN

Oleh: Hafash Giring Angin*


AWAN

setelah dipermainkan angin seharian

awan yang remuk itu hinggap di ranting malam

Penyair Perempatan

Aku ini, penyair perempatan.

Tapi, bukan lampu jalan

Bukan rambu jalan.

Aku hanya aspal hitam yang tiap hari

Dipijak-pijak polusi serta ketidakpedulian.

Perbincangan : Aku dan Si Gongli Simpang Empat

 

Sedari tadi,

kubuntuti jejak setan

karena aku penasaran tentang si gongli

yang absen di tempat mangkalnya, malam ini.

DALAM PERJALANAN MENUJUMU

diketinggian tak terbatas mungkin engkau mengejek

aku yang terseok menapaki tangga takdir kuasamu

terlalu banyak jalan bercabang dan semrawut kemelut

Minah menemui kekasihnya

Minah menunggu kekasihnya, berjanji akan manis seremban. Jalan ini sudah terlalu jauh, mengukir luka air panas dan minyak bekas penggorengan. Minah menunggu kekasihnya, jerit suara kecil yang tertahan, di pendam nada ukiran lagu kenangan "Semalam di Malaysia".

Senja akhir dipelupuk mata Hanni

Senja di pelupuk mata Hanni

sisakan tiris pandangan akhir

Di dermaga itu hidup bersambung koma

ketika tubuh dirasuki sebentuk arsenik

TAK PERLU BANYAK DUGA INI HANYA SEBUAH KETERPAKSAAN YANG TAK BISA KUCERITAKAN

jangan pikir ini tak berat setelah dengan terpaksa aku



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler