Skip to Content

Maret 2020

Tembang Kasmaran

Tembang Kasmaran

Kang santri
Wajahmu rupawan saat kupandang
Cerah bersinar nak rembulan malam
Mimpikah aku bila mengharapkanmu?
Sedang seorang wanita tua telah merapalka

Telaga Rindu

Telaga Rindu

Kasih,
Kurenung wajahmu dikala sepi menggelitik
Bersama secangkir kopi dan kenangan yang mengepul
Bersama terpa angin dan cericit burung burung
Suatu pagi

bumiku menangis

sejak lama kita hidup 

di negri inikita lahir 

dirahim ibu pertiwi 

berkalang tanah bumi pertiwi

 

menjauh!

menjauhlah dariku, wahai cemburu 

jangan sulut hatiku, dengan kobaran api mu 

pergilah dari hidupku 

 

cukup, sudahi perih ini 

jangan terus menerus kau sakiti 

bahkan luka lalu masih menganga 

tepat di hati yang dalam 

 

mengertilah...

Padam

Padam

aku masih mencintaimu
jutaan orang mungkin akan menyebut itu basi
tapi rasaku tak punya kadaluwarsa

sekuat apa pun kau usir aku
di sudut hatimu jua aku pergi
sembunyi

Buncah

Buncah

Carik Kehidupan

Daun yang jatuh, tak pernah menyalahkan angin

Pantai yang terkikis tak pernah menyalahkan ombak

Wajah Ndesomu, Anakku!

WAJAH NDESOMU, ANAKKU!

 

Kok…

Bukankah ini kota?

Kok …

Semacam tak beranjak dari desa!

 

Bingkai Memudar

BINGKAI  MEMUDAR

 

Bukan memujinya cukup hanya mengatakan betapa indah

Jangan lagi mengalah

Tetap katakan salah

Padaku

Tersayat

TERSAYAT

 

Kemiskinan  kata-katamu berbuah cacian

Berhamburan dari mulut tak beraturan

Berikan sayatan, aku tergores



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler