Selagi masih ada kesempatan manfaatkan kesempatan itu, namun bukan berarti mencari kesempatan apalagi dalam kesempitan, karena sudah sempit jangan ditambahi lagi nanti tambah sempit, yang ada bukan kesempatan yang didapat tapi kesempitan yang menjerat.
Jangan seperti burung dalam sangkar yang mencari kesempatan ketika pintu sangkar terbuka saat diberi makan, batinya merasa bebas bahkan ia akan terbang sekencang-kencangnya dan setinggi-tingginya layaknya pesawat pembawa jama'ah haji yang begitu landas langsung melesat tinggi ke awan, namun sang burung tak sadar jika ia telah begitu tinggi dan jauh melesat, hingga tak tau tempat ia berada, dan kini senja pun berganti sang burung bingung dengan keadaan disekelilingnya yg mulai gelap, ia tak tau tempat yang mana yang tepat untuk ia bertengger melepas lelah setelah seharian ia menikmati kebebasan, bahkan kini pun perut yang biasa terisi penuh dan tersedia dihadapannya makanan dan minuman serta buah-buahan, kini terasa kosong tak tau cara bagaimana tuk memperoleh makanan yg ingin ia makan.
Dalam hal lain mungkin ada yang berpandangan sebuah spekulasi delam meraih kesempatan itu harus diperhitungkan, "Narimo eng pandum"* harus selalu ada dalam benak dan pikiran, satu hal yang terbersit dalam benak yang mengganggu pikiran ini bahwa sedari sore secangkir kopi pun belum ku seduh dan seruput hingga terasa ada yang kurang, yah ngopi dimalam hari sambil menikmati haningnya malamn sepertinya harus segera dicanangkan. (MD)
Komentar
Tulis komentar baru