Satu puisi lama kembali ku masuki malam ini,
mencoba mencari dan tak menemukanmu disana.
berusaha berdamai dengan realita dan ilusi.
Luka tak pernah terlepas bila kita terus menggenggamnya.
Namun sakit hati tak mengajarkan kita untuk berhenti menanti,
tersenyum sembari menutupi fragmen-fragmen itu.
Mengenangnya seumpama dedaunan yang menguning,
menggugur dari ranting-ranting ingatanku.
Hanya saja malam ini kembali kecemasan mengetukku,
mengunjungi jiwa kesepian ini dengan bayang kepergianmu.
Jam berdetak dan waktu terpaku disana,
yang kutemukan hanyalah kekosongan dalam ruangku.
Komentar
Tulis komentar baru