AKU
Aku merangkak di atas kata yang centang-perenang
Aku berjalan di dalam baris puisi yang semakin basi
Aku tersiksa merenda dalam kusutnya benang
Aku hanya punya dulu sekarang tak punya nanti
Aku meniti di licinnya bait yang tak mau bangkit
Aku menelan liur yang menyembur dari mulut-mulut sakit
Aku menjadi saksi kebodohan saling ungkit
Aku terhuyung dalam redup hilang liuk hilang lenggang
Aku limbung jatuh duduk menangisi batas pandang
Aku jongkok terperosok hilang riang hilang senang
Aku telentangkan diri kepala di empat kaki di tujuh
Aku pastikan memahat diri dalam duabelas duabelas
Aku ingin berbaring syahdu mengingat penuh seluruh
Aku taruh tangan di dada untuk saksi yang mahajelas
202107260728 Kotabaru Karawang
Komentar
Tulis komentar baru