penunggang kuda lumping di lampu merah
cetar cambuknya lemah tidak membelah
wajahnya gelisah nafasnya terengah-engah
meniti panjangnya jalan hidup dalam lelah
basah keringatnya meluruhklan lipstik dan bedak
tegar wajahnya memandang wajah-wajah badak
yang senyum menyeringai dan terbahak-bahak
ini hidup bung bukan untuk mengeluh
dalam dadamu bung nyalakan suluh
jangan tundukkan kepala untuk wajah angkuh
penunggang kuda lumping dalam deru kuda besi
mencetarkan cambuk setianya atas lima nyawa
lampu hijau menyala kuda besi berebut berlari
kuning merah padam hati tak perlu kecewa
201902112217 Kotabaru Karawang
Komentar
Tulis komentar baru