Skip to Content

Balada Atma Suranta dan Rambutan Seikat

Foto Suprihationo Sardi

Balada Atma Suranta dan Rambutan Seikat
Oleh: Suprihationo Sardi

Hijau daun kamboja meranggas pamerkan bunganya
Saatnya dipetik untuk sesaji doa pagi ini
Hijau kemangi telah lari tinggalkan aromanya
Ramaikan pepesan isi semangkuk nasi
Hijau daun salam melambai-lambai bisikkan doa
Senarai lagu cinta dan pujian Ilahi

Lihatlah Suranta,
Ia bawa daun sirih setangkai,
Merahnya daun sirih isyaratkan masih ada hati
Pahitnya rasa daun sirih bukti lidahmu tak mati

Suranta sodorkan sepotong gambir wangi kesturi
Sirih dan gambir getarkan kelu lidahku menahan naluri
Suranta menyeringai berdiri

Dan berkata:

Gemeletuk gerahamku bukan karena dingin yang menyungsum tulang
Gemeletuk gigiku bukan karena rasa tak puas keadaan sekarang
Gemeletukku menahan amarah sembarang
Harus bagaimana aku mendulang
Semenjana duli kau bilang menyeorang

Puih,,,
Aku meludah ke langit
Memerah ludahku menyeruak di antara stalaktit
Berderai basahi wajahku sendiri
Berkacalah sendiri
Yang tak terpapar rambutan seikat
Yang tak tersudut stigma melekat
Yang diam dalam detak waktu sekarat
Yang membungkus topeng jati diri
Gemulai dalam elegi
Apa kau masih punya hati dan nyali?
Menangkap kembali naluri
Terserah!

Aku merayap dalam senyap
Merangkai kata taubat

Miroto, 02/12/2020; 02:12

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler