Tak hendak kuhitung waktu lewat. Begitu sempit jarak kini tercipta. Selarik napasmu
kudengar berat nian terbeban. Begitu banyak air mata menangisi nasib. Dan malam ini
tak kuingin cepat berlalu detik-detik terakhir, keluhmu serupa pinta putus asa dalam doa.
Isak tertahan menggerakkan punggungmu. Selembar kain putih serupa celemek kau sulam
kontras bunga jantung berbenang merah magenta. Menutupi sebidang dada ringkih pernah
tampak di matamu menyimpan perlawanan. Sebuah perjalanan akan berakhir subuh dini
hari menciut dalam hitungan. Kau siap beranjak. Tak hendak kuhitung waktu lewat bekalku
bunga jantung telah kau ikat membebat dada. Di situ akan terurai jarak dalam rentang nasib
tereksekusi di ujung peluru. Mengoyak putik bunga jantung dini hari.
Komentar
Tulis komentar baru