Mematut diri dan bersolek lama cermin kau tatap. Sedikit merutuk dan bersungut
waktu serupa miang mencabar pikat. Gurat kusam itu serupa jejak kemarau meranggas
daun kemerahan. Kau coba juga berhianat. Tak hendak kau berdamai pada prosesi
siklus hidupmu menuju beku. Kegalauan mengantarmu pada pintu terminal semesta
senja telah kau jelang kini. Paranoid perempuanmu mengabut di setiap pori. Muak
cermin kau seterui. Kau tuntaskan dongkol sekali gebrak. Serpihan kaca berserak
menciptakan seribu wajah cemooh. Dalang di balik layar.
Komentar
Tulis komentar baru