Skip to Content

Dante's Autunno Inferno

Foto Samudera Yekti

AKU MERASA SEPI

MENUSUK NUSUK KE DALAM JANTUNG

BERHEMBUS KE SETIAP PENJURU SYARAF

DARI AORTA KE VENA

DARI AMIGDALA HINGGA KE SUMSUM

 

aku merasa sendiri

jauh dalam hatiku

bersisian dengan gumpalan semilyar partikel gu la bernama empedu

 

AKU TAK TAHU HARUS BERDIRI DI SISI MANA

AKU TAK PERNAH MENGERTI MESTINYA LANGKAHKU MENGARAH KE SUDUT JALAN YANG MANA

 

semuanya terasa sama

berkelindan dalam nihilisme

sementara aku hanya manusia

yang belum lepas dari kebinatangan

dan yang tak mampu menguasai dirinya sendiri

 

AKU MERASA SANGAT SENDIRI

MENUNGGU WAKTU MEMEBENTUKKU

MENJADI BUTIRAN PASIR

KEMUDIAN TERPINGGIRKAN OLEH OMBAK

MENUMPUK MENJADI PIJAKAN KAKI

DAN HARUS MENUNGGU BUTIRAN LAIN

UNTUK MENUMPUKKU DALAM KETERMENUNGAN TAK PERNAH BERHENTI

SAMPAI KARANG DI LAUT TAK PERNAH TUMBUH LAGI

 

duhai

ternyata masih panjang perjalanan dan penantian ini

lalu untuk apa aku disini?

merendam kaki hingga bengkak dan terseret ombak

kembali ke samudera

terombang ambing lalu tenggelam

dan menunggu sekian waktu, lagi?

agar ia membawaku ke kehancuran diriku

lalu mengibaskanku dalam gelombang

untuk kembali ke tepian

dan karam terkubur butiran pasir yang lain

 

duhai

masih sejauh itukah?

masih selama itukah?

bolehkah aku memilih?

meski aku tak tahu seperti apa rupa kematian saat menyapaku


puisi ini terinspirasi dari novel The Lost Java, Kun Geia

Komentar

Foto Beni Guntarman

Puisi yang indah...

Puisi yang indah dan dalam maknanya.

Beni Guntarman

Foto Steven Toh

Dante Inferno

Puisi yang menarik, saya teringat Dante, dia menulis di Inferno: "Banyak penududuk terkemuka Florence hidup di Neraka karena dosa-dosanya."
Saya mencoba menulis blog tentang Dante, semoga anda juga suka: http://stenote-berkata.blogspot.com/2017/12/wwancara-dengan-dante.html

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler