Merangkak
Terhuyung-huyung di kolong jembatan hitam diriku
Badan terbungkus peluh
Hitam..
Rambut pirang kumal tergerai
Tulang hancur remuk
Diriku terseok-seok dibawah dinding penghalang
Melipat tubuh
Mengukir tetesan peluh
Terduduk, termenung, terdiam
Batinku malang teraniaya di lingkaran kehidupan
Angan pun tiba melayang
Mengukir dinding yang tak terbayang
Mengasah fikiran setajam parang
Untuk menanti rekahan bibir orang-orang
Berdentang waktu
Menatap mega berkelabu
Melihat bumi kembali berbatu
Bercermin kalbu di air nan biru
Dan bernaung kembali ke dalam goresan hidup nyataku
Oh Tuhan kutahu ku tak berdaya
Makhluk kecil tersiksa dan teraniaya
Wahai Maha Agung
Kumohon...
Dengarkan getaran bibir dan lidahku
Mataku telah buta, mulut membisu
Kini diriku hanya bisa mengharap belaian pesona kehidupan
mengharap cercahan embun penyejuk hati
tengadah padaMu aku berharap
Bersimpuh
Berlutut
PadaMu wahai Tuhanku
Komentar
Tulis komentar baru