Skip to Content

Hujan, dan Penyair di Bawahnya

Foto Binoto H Balian

Hujan, dan Penyair di Bawahnya

Mari, teruslah kita berpura-pura tegar
seperti batu.
pura-pura tak menggigil
meski remasan sunyi itu sungguh
memeras tubuh kita hingga terkuras.

Kemarau telah pergi. Telah mati
bersama arang-arang rimba yang basah.
Tapi huruf-huruf apa yang menuliskan sunyi
sampai-sampai petir pun tak
bisa menggugurkannya dari langit?

Sunyi, hei virus-virus resah yang selalu betah menghuni kaca jendela basah!
jangan terlalu kuat kau bacai tetes-tetes hujan itu. Tolong jangan melolong
Aku bisa gosong.

Hei virus-virus rindu, yang nyusup hingga empedu. Pahit! Hujan ini, membelilit rohku
yang basah-kuyup
melukisimu menjadi sebait puisi
dan menyihirmu menjadi seekor peri
yang sudi menari di dinding kamar.

Samosir hujan, September malam '16

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler