Hujan Kau Datang
By: Ervi Aisyi Mundiri
Hujan kau datang.
untuk apa? Awan bertanya
untuk membasahi bumi
bumi?
ya.
basah?
ya.
bumi sudah basah akan darah
darah-darah kotor nan jorok memborok.
Hujan kau datang.
untuk apa? Langit bergumam
untuk mengusir panas
panas?
ya.
panas-panas bumi tak terelakan
panas dosa kian membara.
Hujan kau datang?
untuk apa? Mendung mendengung
untuk hijaukan padi
hijau?
padi?
ya.
tapi, padi bumi tlah sirna oleh tikus-tikus berdasi,
yang pandai berkolusi.
Hujan kau datang?
untuk apa? Uap mencuap
untuk damaikan sungai
damai?
sungai tlah damai oleh sampah-sampah merekah bak kawah
Hujan kau datang?
untuk apa? Petir menyindir
untuk memanggil dingin
dingin?
ya.
tapi,disini sudah terlalu dingin oleh hati tak hati-hati
terlalu dingin oleh kepentingan masing-masing yang kian bising dan tak penting,
Wahai hujan...
tak usah kau datang
karena
bumiku sudah
Terlanjur basah ,
Terlanjur panas,
Terlanjur hijau,
Terlanjur damai,
Terlanjur dingin
dalam kepalsuan.
Komentar
tanda tanyanya
tanda tanyanya terasa mewakili ekspresi penulisnya...begitulah, konon, per-puisi-an, bisa di-lihat lebih dari 1 sisi penikmatannya.
iya, subyektif... dari sisi
iya, subyektif... dari sisi mana kita memaknainya
mundiri
Tulis komentar baru