Skip to Content

kau, angin suram kelana ku

Foto rully nurardiansyah

Aku berada diantara hidup yang malam

Dan pagi yang mulai tersulam

Bibirku terkunci oleh kenangan hari senja

Kenangan yang membawa ku pada nya

 

Kala itu,

Kepada sisa sia penantian dalam diam

Kepada cahaya nya yang perlahan ku tau tenggelam

            Rebah , membiru di bagian tepi kanvas cerita

            Berpindah dari rupa menjadi hanya sekadar fana

Tapi nyatanya, angin tak kuat jika harus mendiamkan awan

Tapi nyata nya sang pelangi tak peri menjauh dari muka hujan

Ombak sudah tak tahan untuk menepi ke daratan

 

Tibalah saat nya semua terungkap yang sebenarnya ada di dalam hati

Tak usah lah kita lagi lagi membungkusnya dengan kepalsuan yang memuakkan

Aku selalu merindukan pelangi sesunguh sungguhnya, bukan hanya ilusi mata semata

 

Apakah salah jika kita merangkak dilumpur kejatuhan kita

Bukankah kita selalu punya posisi dimana tangan dan kaki kita terikat

serta serasa dunia menginjak tengkuk kita

Lalu apa harga dari daun yang jatuh ditanah usang itu?

Apakah tak jadilah ia berharga?

Perhatikanlah kejatuhan daun itu menumbuhkan buah yang baru

 

            Lalu apakah seberharga itu kah pohon yang rindang tanpa buah
            atau lebih berharga pohon yang berbuah tetapi tak rindang?

Akan selalu ada daun yang jatuh, tetapi akan selalu ada angin yang berhembus dengan tulus menempatkan daun kering itu ditemat yg semestinya

Agar cepatlah dengan segera buah tersebut ranum di belai angkasa..


semarang, 6 mei 2016

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler