Skip to Content

Ketika Ia yang Aku cintai

Foto muhammad rifiyal

Aku menyerah, cinta adalah samudra pengorbanan  pada waktu itu

Kesetiaannya semakin menjadi

Dan ketika cintanya terdefinisi sebagai jarum patah

Waktunya bagiku untuk mengapung dalam prioritas imaji

Dan berkilauan maut matamu

Inilah taman ini

Tempat merakit realita

Realita? Aku melakukan pengorbanan ini kau bilang realita

Yang mana realita sebenarnya

Mungkin bagiku mimpi dan fiksi

Itulah realita sejati

Sedang hidup yang kata mereka aku jalani hanyalah mimpi,cerpen,bahkan novel yang belum selesai

Setelah sekiankah terus berusaha mencinta

Dan menangan cinta ini

Kini aku hanya mampu menjaga cahaya mataku

Agar ia tetap ada disana

Aku sudah pernah bertanya pada semua yang berwarna dan tidak berwarna

Pada semua yang bernama dan tidak bernama

Pembicaraan lama dirahasiakan lagi

Tapi mereka tau luka akan memecahkan jiwa dan tubuhku yang diciptakan dari tubuhmu

(kehidupan ini sangat pedih penuh cahaya biru dan ungu,biarlah bisu,sesungguhnya aku telah lama endapkan,mungkin karna engkau dan air mata)

Meski kembang apa yangkau pilih

Aku tinggal berbisik pada pria,yang akan meliuk,menari

Dan anginpun mendesaukan keberadaan itu bersama tulang-tulang

Siapa kamu?terus siapa yang membela menahanmu disini

Kau tau, telah aku siapkan makan malam diatas sebuah perahu,yang akan membawa kita sejalur sampai mati

Tak perlulah duduk atau berdiri

Sebab semua bintang,seribu kunang-kunang akan menemani

Jangan bawakan aku bunga,sebab semua bunga melukai aku disini

Tapi bawakan aku setangkai puisimu

Apakah arti semua ini ibaan dibandingksn kehadiranmu siang ini

Lihat kemejamu dihinggapi serangga malam,yang riuh mengantar setengah berlari untuk menghancur hidupku

Perempuan yang aku cintai,aku akan selalu ada untukmu

Angin yang bersedih hinggap,merintih didepan jendela

Kau aku menggigil dalam menanggalkan lara di tempat yang itu

Waktu terhenti dan kitapun saling menyentuh dan menemukan kunang-kunang bertebaran dalam tubuhku, tubuhmu

Tiba di paragraph akhir pertemuan, perempuan itu menulis terduku

Seseorang telah ditakdirkan untuk selalu kita bergeming

Betapapun ia jauh dan mencari


sebuah puisi karangan Muhammad Rifiyal, untuk kekasihnya.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler