Bila pagi membawa berkah
dari api matahari aku datang
merah jadi aku sari darah,
melalang ke ujung kampung
dan selusur kota-kota suram.
Dalam bayang-bayang ruh murka,
aku bergunjing bersama angin,
membakar nafas kaum buruh,
membakar geliat kaum miskin,
menyalakan harapan jelata,
menghanguskan dendang sang angkara.
Biar pun malam telah jadi dingin,
dan tinggal terdengar gemeretak tanah,
aku terus menderap,
di antara para ksatria,
berhulukan pedang merah bara.
06:15 PM. 27 Agustus 2013
Komentar
Tulis komentar baru