1
Pada murung fajar satu nyanyian cinta
Tiba-tiba menggema dalam ruang sunyi pertapaanku
Bulir-bulir embun menghardik rerumputan liar yang tertidur dalam dadaku
Dan dirimu adalah sumber dari segala kecemasanku
Mencintaimu, kini aku benar-benar telanjang kembali
Menanggalkan semua pakaian dan huruf-huruf di namaku
Yang akan kuantarkan pada negeri yang sekarat ini
Dimana orang-orang mencintai keangkuhannya sendiri
2
Aku mencintaimu
Seperti terbakar di dalam kobaran api
Dari ledakan bom yang dipacu waktu
Oh, gemuruh cinta datang begitu cepat dan terlalu nekat
Semburat cahaya jingga pada senja matamu
Membunyikan lonceng di dalam jantungku
Pasukan hitam yang siap lepas dari jiwaku
Ke atas bumi yang panas ini tersungkur
Oleh lembut suaramu
Dan aku tersihir oleh hangat kata-katamu
3
Wahai cintaku
Setiap malam aku selalu memanggil namamu
Dan mengetuk-ngetuk dari balik jendela kantor
Tempat doa-doa mengantre, saling berhimpitan
Untuk merubah wujud diri dan kembali
Pulang ke tempat awal saat pengembaraannya dimulai
Wahai cintaku
Biarkan takdir Tuhan ini mengalir di rongga darahmu
Agar aku benar-benar hidup
Dengan menyelami cintamu
Bukan sekadar bernyawa dan menunggu mati
Tanpa memiliki arti
4
Aku ingin membawamu ke dalam duniaku
Dimana burung-burung liar yang rajin
Memindahkan semesta ke dalam tubuhku
Yang akhirnya akan kuhembuskan ke baris-baris puisi
Dengan ketiadaan cintamu
Aku benar-benar merasa digerumuli sepi
Merayap dan malahap jiwaku
Bagaikan semut api yang menjajah semaunya sendiri
5
Sampai hari ini pikiranku terus memburumu
Bayangan wajahmu tiap waktu
Membuat ukiran-ukiran batu
Di dalam goa lamunanku
Bukit-bukit hijau
Tarian pohon-pohon rimbun
Dan kepakan sayap burung-burung
Adalah lesung pipitmu yang memabukanku
Di dunia yang lain ini, aku kehilangan diri
Kau tahu cintaku
Kini aku sedang terluka
Suaramu yang pelan adalah gemericik air
Yang tak bisa kureguk
Sebab riak airnya masih menjadi ilusi
Dalam rabun mataku
Dan aku tak tahu
Cintamu mengalir ke ladang mana?
6
Jika awan gelap itu masih menyesaki kabin dadamu
Dan kau cemas pada masa lalumu yang pecah
Yang serpihannya membuatmu luka
Maka biarkan aku menjadi semilir angin
Yang mengembangkan layar kapalmu
Mengantarkanmu pada pulau-pulau
Dimana musik jazz mengalun di sepanjang taman bunga
Dan kupu-kupu adalah penari latarnya
Di bumi yang hangus ini aku ingin
Membawamu melewati jejak-jejak yang ditinggalkan api
Mencari cahaya, melewati kamarau panjang
Dan melawan sepi yang begitu menakutkan
Oh, cintaku
Sangkarkan kerinduanku ini
Biar ia tenang dan tak berontak terus menerus
Dan biarkan aku menjadikan usiamu
Kata-kata dalam puisiku
April 2019
Komentar
Tulis komentar baru