Skip to Content

OGRE

Foto Putra Utama

Selalu saja mereka menyerangmu di pelupuk mereka, meski kautelah mengikuti petunjuk mata

mereka agar bermukim di sawang rawa, dimana kaulebih leluasa mencercap mala demi

mensucikan jisimmu dan mengaji setiap lapis luka, agar mereka lebih bahagia.

 

Ketika mereka meneropong lempungmu yang legam, kaulumuri dadamu dengan lenyah lintah

dan berharap mereka segera berbenah dari darah yang berkisah. Namun mereka teramat

berhasrat menyulut rucing sinar ke celah porimu agar kantung darahmu segera buncah, tapi

yang sampai hanya lolong tolong dari mulut mereka yang gegas berlari pulang ketika kau

mengucap sapa.

 

Ah, kalian yang beriman masih saja tidur. Masih saja. Dan madah kusembahkan pada laku

yang begitu mencemaskan itu; agar aku berlupa pada jemaah yang lalu-lalang tak terbilang

hitung, meski butir tasbih yang mereka putar berpeluh di mata mereka yang sembab. Tak ada 

yang mengusik, pun menganiaya, Kalian. Namun kebencian pun menjadi sekutu yang

sempurna demi lidah yang lugas dan pedas. Dan betapa kuimani lempung jisim ini sebagai

padang kurusetra dimana airnya akan terbit saat senjakala. Saat duniawi beranjak tidur,

bisikmu sambil memegangi dada dan berbalik ke sawang rawa.

 

Padang, 280612

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler