PELABUHAN AKHIR
Walau kita jarang sapa
Rasa sayang sudah menua
Padahal sudah biasa
Mungkin kaulupa
Hidupku sudah sering meninggalkan dan ditinggalkan
Kita bercerita lewat senja pada malam yang redup, cakrawala menghitam
Kita bercanda lewat bait-bait puisi
Pada rindu gelora
Mungkin saat ini kaulah lawan bicaraku dalam hal terdalam
Aku sungguh tak pernah berminat dengan persahabatan
Awalnya jalan itu kutuju
Tapi lama lama aku tau, hati ini sudah disekat oleh Tuhan
Dan aku harus mengisi sesuai porsi
Mungkin untuk ia nanti
Atau orangtua yang akan meninggalkanku
Sebegitu pula teman dan sahabat yang datang dan lalu
Temukan saja dan jumpai belahan jiwamu
Akan ada damai tergenang tanpa batas
Itu pasti dan kuperjuangkan
Pada setiap silaku di lembayung senja
Hingga ayam baru berkookok
Pintaku menembus langit
Mungkin Sang Dewa sedang membaca isi hatiku
Semoga setelah sedih hari ini...akan ringan sedih yang lain
Air mata tak tumpah di pelipis
Namun hati kokoh terkikis
Setiap kali ditinggalkan,
Setiap kali teriris
Benar katamu
Sedih pasti berlalu, tak selamanya ulat menggeliat
Ia pasti sudah terbang menjadi kupu kupu
Mencari melati yang mekar
Membawa kebahagiaan di sela hujan
Saat hanya terenyuh
Itu sementara
Harapan kan tetap utuh
Doakan saja terbaik untuk keduanya
Aku tak pernah menyeasal mengenal mereka
Yang aku sesali adalah, ketika aku mulai berperasa ia sudah berkemas menapaki labuhnya
Semua alur cerita seperti itu
Memberi hanya untuk diakhiri
Karena batas antara keduanya sangat sedikit
Jambi,060920
Komentar
Tulis komentar baru