Perempuan tua bodoh dalam diri ini berbisik lirih
Disertai rintik hujan yang lelah
Akankah waktu terus menyeretku tiada letih?
Lalu berkaca ia pada perigi tua nan teduh
Apakah itu sesuatu yang kau bawa sejak lahir,
Seperti jiwa dan pesona?
Warna rambut atau tinggi badan?
atau Tuhan yang memutuskannya untukmu?
Mungkin Tuhan telah memilih siapa yang menarik dan siapa yang tidak,
dan kau hanya harus belajar menerima apa yang sudah dipilihkan untukmu?
Tak terasa, matahari telah terbenam beberapa saat yang lalu
Tak kulihat apapun selain deretan pepohonan yang gelap dan suram.
Aku masih bisa tinggal beberapa saat lagi disini
Aku bersedia tersesat di kedalaman jiwa ini selamanya
Agar tak lagi aku kehilangan senyummu
Agar tak lagi lelah ku mencari
Agar tak lagi harus ku bertanya
Aku hanya ingin tinggal disini
di tempat yang penuh dengan ketakmungkinan
Mimpi terindah yang kutahu tak kan mungkin terjelang
Maka biarlah aku disini, sesaat lagi
lagi dan lagi
Persis seperti ini
Rebahkan diri di savana tepat menghadap untaian galaksiMU
Coba memelukmu dengan badan kerdilku
Coba merengkuhmu dengan keluasan jiwaku
Aku selalu bermimpi tentangmu
Pada malam malam muram
Menyebutmu di bibirku
dan suaramu memenuhi kepalaku
Karena cinta itu
Seperti pasir di laut
Terbentuk selama milyaran tahun
Berasal dari sebuah raga yang mungkin tanpa jiwa
Namun penuh makna
Sama sepertimu
Aku tak ingin kehilangan satu detik pun
Bayangmu dalam diriku
Mencoba memahami, arti senyummu
Mencoba merasakan, makna sentuhanmu
Mencoba meresapi, maksud sapamu
Aku hanya ingin bersamamu
dalam ketersesatan yang begitu memesona
Kaulah hasratku
Kaulah canduku
Kaulah adrenalinku
Kaulah yang menuntunku ke dalam ketersesatan ini
dan aku ingin benar-benar tersesat di dalamnya
...........
Bolehkah?
Komentar
Tulis komentar baru