Petani :
Telah basah tanahku...
Rimbun rumput bersesakan antara kembang padi
Tegak ditengahnya kau mematung
Memandangi kaki dan tanganku yang penuh lumpur
Berlarilah kemari....
Memupuk rindu di sela pematang padi
Sambil sesekali kau lihat, caraku menyiapkan esok
Pedagang :
Kita telah memiliki segudang asa
Tumpukan cinta dan rindu yang tak terbatas
Maka tak kan diam aku melihatmu
memanen harapan ditengah pematang sawah
Sejenak biarlah malam mempertemukan kita
ketika siang dan sore peluh memenuhi seluruh badan
Petani :
Malamku adalah malammu
Bersama larut dalam dzikir dan tebaran doa
Tuk esok kembali mengulang sejarah
Rindu dan cinta memenuhi sawah dan ladang
Dan kita berada diantaranya
Hanya kita....
Kau dan aku, cukup itu saja
Pedagang :
Jangan berpaling...
Biar sejenak kunikmati elok wajahmu
Toh setelahnya hitunganku menunggu selepas siang dan sore
Lalu dzikir datang kembali
Mengisi pekat malam, memenuhi kesaksian bintang dan bulan
Dalam sebuah rumah, tempat hasrat dan asa menjadi satu
Hanya kau dan aku, dirumah ini
penghuni lain adalah cinta...
Petani :
Layulah kembang padiku, jika aku berpaling darimu
tak ada yang tertanam di hati dan sawah ini kecuali cinta dan rindumu
Pedagang :
Biar ku genggam tanganmu
Malam telah lewat,
Pagi mulai mengintip
Maka genaplah rindu dan cintaku padamu
Komentar
Tulis komentar baru