Malam, kau datangi aku dengan seunggun api
mungkin Gulita yang kuraba segunduk sunyi
atau gigil lama kita himpun di ladang semai yang rimbun
Aku telah berkobar sepercik nyala yang kau kirim
ketika kita geluti seribu bintang yang menancap di dinding sepi
seputar tanda di tempuhan jalan yang terangkai
bersama marka air mata
bersama murka makin peka
Lihatlah, telah kubaluti dalam hangat yang memanggil
melayari debur dalam samudera yang berkobar
Bakarlah aku, bila setampuk arang menopangmu dalam jerang
Musnahlah aku, bila seonggok debu menaburi riuh yang membeku
Bila pagi esok kita dapati merangkak menjemput matahari
Taman-taman yang telah kita siangi menjadi masai
terlebur api yang tak sempat terpadamkan
masih kupetik sinar di puing yang tertinggal
- Mimpi Ladang Bunga
Sepetik mimpi yang pernah tumbuh sekali waktu masih kuhampiri Tak perlu di lahan mana yang masih kita ingat tapi ia begitu menjalar di lekang tanah dulu berpijak di lingkup udara yang masih kita hirup dalam rimbun bunga dan lengkung senja yang turun perlahan di lembah-lembah sunyi Ada sepijar cahaya yang mengendap di sebalik bukit Dulu pernah kita rangkai ia menjadi jala ketika ribuan sayap mengitari ufuk dan pelukan musim yang perlahan rebah di lereng setapak jalan merentas tuju Kita sampaikan beribu pesan yang terbawa dari setetes air yang mengendap dan dilupa dari sepercik api ketika terang telah membakar dan setumpah darah saat lautan menjadi merah Kita masih berlarian ketika bayangan telah tersumbat dalam kelam Dalam arah yang memisah kuyakinkan kau telah menempuh gerbang ribuan cahaya yang tumbuh dari sungai mengalirkan bening dan tak keruh dari hujan menyiram jatuh bersama sela yang tak gemuruh Bila sejemput pagi masih kita dapati kusalamkan pada mentari untuk terus menyingkap belukar semak yang kau lalui Menyisakan sekuntum bunga yang kupetik di taman mimpi
|
|
Komentar
Cerita.....
Cerita tentang cinta, duka, romantisme, dan bahkan humanisme yang dikemas dengan apik dalam dua judul puisi sangat inspiratif. Like!
Beni Guntarman
Tulis komentar baru