Skip to Content

Puisi Candra Lesmana

Foto Candra Lesmana

Duka-duka Orang Desa

 

Seperti yang telah orang-orang desa ramalkan

Di hulu kali, air telah sunyi

Pohon-pohon gaharu dan beberapa kayu jati

Telah gugur di tangan-tangan pengrajin

Dan tangan para pelicin

Menjadi sofa dan meja

Tempat duduk manusia-manusia bersahaja

Berduit dan tentu saja berkuasa

Sementara di hulu sana

Kegaduhan ramai di perbincangkan

Tanah-tanah longsor turun ke pemukiman

Membenamkan sawah ladang

Dan tanah-tanah garapan

Tempat petani kecil menggantungkan nasib

Yang berayun bagai mainan galib

Di tangan-tangan anak desa

Dan wajah-wajah tanpa dosa

Tergambar peta duka

 

Cianjur, 21 Mei 2020

 

Air mata yang berkata

 

Air mata;

Kini telah bicara melampaui kata-kata

Menerjang batas-batas yang konon luas

Serta amerta di segenap penjuru bentala

Segala bentuk pendidikan di rumahkan

Segala peristiwa gembor di beritakan

Sebab sebagian masih kebingungan

Sebab yang lain terlampau ketakutan

Air mata;

Adalah pekerja yang dingin di tengah musim

Yang menjelma kemarau berguguran

Di hutan-hutan rimba manusia

Masih ada yang tumbuh meski banyak yang binasa

Masih ada yang tertawa meski banyak yang berduka

Keseimbangan masih terawat dan terjaga

Dalam kesenjangan yang kian merata

 

Cianjur, 22 Mei 2020

 

IBU; ini keluh kesah rinduku

 

IBU;

Ketika aku kecil dulu Aku hanya perlu air liurmu Untuk menyembuhkan luka-luka babak dan lebam Sayatan benda-benda tajam Semisal hinis dan pisau serut

IBU;

Ketika dulu di masa kecilku Aku hanya perlu mendengar dongeng-dongeng terlantun dari bibirmu Agar aku bisa membangun impian Dan merencanakan kemungkinan-kemungkinan Sebelum aku larut dalam dekapan

IBU;

Di masa itu aku tak kenal dengan cemas Perasan-perasaan bimbang dan waswas Seakan di terkam dan di rajam Seakan di tetak dan di biru lebamkan Meski sering kali tubuhku terjatuh Tapi, aku tahu hanya dengan air liurmu pun aku sembuh

IBU;

Kini hidup berjalan tidak lagi sesederhana permainan Loncat tinggi, petak umpet atau lori-lori Meriam bambu, cingciripit, pepeletokan atau oray-orayan Atau gundukan pecahan genting yang di hamburkan Dan kami berlarian

IBU;

Sungguh hidup telah jauh dari kesederhanaan itu Orang-orang berjalan terburu waktu Pangan-pangan instan jadi bahan baku Lapangan kerja kian tak menentu

IBU; Ini keluh kesah rinduku

 

Cianjur, 23 Mei 2020

 


Candra Lesmana adalah seorang lelaki kelahiran Cianjur, 19 Agustus 1997. Pada awalnya memiliki nama pena @kalimatrasa, karena satu dan lain hal kini berganti menjadi @sagilinding. Sebetulnya nama asli dari Candra Lesmana pun adalah Sandra Lesmana. Karna satu dan lain hal juga, ia pun menggubahnya. Ia Menyukai dunia tulis menulis sejak mengenyam pendidikan SMP. Beberapa karya miliknya telah masuk buku antologi lomba, seperti Kembara Semesta (Yamma Publisher,) Tentang Waktu (JSI Press,) Eiddetik 2 (SIP publishing) . Ada juga yang di muat di blog, Koran harian BMR Fox, dan platform menulis seperti Wattpad, Medium, dan berbagai media sosialnya. Candra Lesmana juga sering memakai nama pena nya sebagai Kalimatrasa. Juara ke II Lomba Cipta Puisi yang di selenggarakan Komunitas Penulis Lingkar Pena. Kenali lebih lanjut di ; Facebook: @anddralesmana Wattpad: @koalajantan Instagram: @sagilinding

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler