Duka-duka Orang Desa
Seperti yang telah orang-orang desa ramalkan
Di hulu kali, air telah sunyi
Pohon-pohon gaharu dan beberapa kayu jati
Telah gugur di tangan-tangan pengrajin
Dan tangan para pelicin
Menjadi sofa dan meja
Tempat duduk manusia-manusia bersahaja
Berduit dan tentu saja berkuasa
Sementara di hulu sana
Kegaduhan ramai di perbincangkan
Tanah-tanah longsor turun ke pemukiman
Membenamkan sawah ladang
Dan tanah-tanah garapan
Tempat petani kecil menggantungkan nasib
Yang berayun bagai mainan galib
Di tangan-tangan anak desa
Dan wajah-wajah tanpa dosa
Tergambar peta duka
Cianjur, 21 Mei 2020
Air mata yang berkata
Air mata;
Kini telah bicara melampaui kata-kata
Menerjang batas-batas yang konon luas
Serta amerta di segenap penjuru bentala
Segala bentuk pendidikan di rumahkan
Segala peristiwa gembor di beritakan
Sebab sebagian masih kebingungan
Sebab yang lain terlampau ketakutan
Air mata;
Adalah pekerja yang dingin di tengah musim
Yang menjelma kemarau berguguran
Di hutan-hutan rimba manusia
Masih ada yang tumbuh meski banyak yang binasa
Masih ada yang tertawa meski banyak yang berduka
Keseimbangan masih terawat dan terjaga
Dalam kesenjangan yang kian merata
Cianjur, 22 Mei 2020
IBU; ini keluh kesah rinduku
IBU;
Ketika aku kecil dulu Aku hanya perlu air liurmu Untuk menyembuhkan luka-luka babak dan lebam Sayatan benda-benda tajam Semisal hinis dan pisau serut
IBU;
Ketika dulu di masa kecilku Aku hanya perlu mendengar dongeng-dongeng terlantun dari bibirmu Agar aku bisa membangun impian Dan merencanakan kemungkinan-kemungkinan Sebelum aku larut dalam dekapan
IBU;
Di masa itu aku tak kenal dengan cemas Perasan-perasaan bimbang dan waswas Seakan di terkam dan di rajam Seakan di tetak dan di biru lebamkan Meski sering kali tubuhku terjatuh Tapi, aku tahu hanya dengan air liurmu pun aku sembuh
IBU;
Kini hidup berjalan tidak lagi sesederhana permainan Loncat tinggi, petak umpet atau lori-lori Meriam bambu, cingciripit, pepeletokan atau oray-orayan Atau gundukan pecahan genting yang di hamburkan Dan kami berlarian
IBU;
Sungguh hidup telah jauh dari kesederhanaan itu Orang-orang berjalan terburu waktu Pangan-pangan instan jadi bahan baku Lapangan kerja kian tak menentu
IBU; Ini keluh kesah rinduku
Cianjur, 23 Mei 2020
Komentar
Tulis komentar baru