RENDAHNYA LANGIT BIRU II
Betapa indahnya jagat raya
saat ku pandang di balik jendela kaca
membawaku berkelana di angkasa raya
berterbangan bersama anak-anak bangau
Betapa kerdilnya hati selama ini
hanya setitik embun di terpa matahari
namun bola mata setinggi pegunungan
melupakan kodrat abadi yang terpatri
Dimana hendaknya engkau memandang
bila jauh di antara hamparan bumi
serendah langit biru di pangkuan kaki
membayang antara maut dan kehidupan
Dimana hendaknya kita mengerti
bila pejaman mata tak lagi berarti
kegetiran merasuk menggerogoti jiwa
menghilangkan dunia yang di genggam
Bila saatnya kaki telah berpijak
sejauh cakrawala dan angan di kepalan
kembalilah kehidupan penuh ambisi
pudarlah batas-batas yang di gariskan
Masih sanggupkah engkau memandang
hamparan bumi dan rendahnya langit biru
bila pejaman mata lebih bermakna
ketika kaki kembali berpijak di antara alang-alang
Selat Tomori, 19 Apr 2011
RASSULL ABIDIN , —
Rendahnya Langit Biru II
- 2009 dibaca
Komentar
Tulis komentar baru