Skip to Content

TIDURLAH ANAKKU

Foto Fikrie Lazuardi

Tidurlah nak, segeralah kau pejamkan matamu yang masih belum melihat dosa itu

Tidurlah nak, Dekaplah bantal dan guling yang dingin itu.

Tidurlah nak, ambil selimut hangat itu, agar udara dingin urung untuk menusukmu

Tidurlah nak, senja sudah mulai pergi perlahan berganti dengan gelap yang mencekam

Mendung kelam sudah datang, awan hitam sudah menguasai langit yang biru

Bintang yang berlarian menemanimu dalam tawa dan tangis, sudah pergi menjauh

Rembulan yang selalu menjagamu dalam sinarnya pun lekang dalam gelapnya malam

Segeralah tidur nak, bapak tak ingin kau mendengar kicauan merdu burung-burung kerajaan yang terkurung dalam sangkar emas

Segeralah tidur nak, bapak tak ingin kau mendengar nyanyian pilu dari perut yang kosong

Bapak tak ingin kau mendengar raungan-raungan dari sela-sela gedung yang megah

Bapak tak ingin kau melihat api yang berlari membakar orang-orang tak berdosa

Bapak tak ingin kau melihat pedang hukum dan norma yang menusuk hati mereka yang terseok berjalan

Bapak tak ingin kau mencium bau darah segar dari orang yang saling bertengkar demi sepotong roti

Bapak tak ingin kau mencium bau busuk dari sebuah botol parfum yang dipakai para penguasa

Segeralah tidur nak, tutuplah matamu rapat, tutuplah hidungmu dengan udara biru, tutuplah telingamu dengan doa suci ibumu.

Nyenyaklah tidurmu anakku, ijinkan bapakmu ini menjagamu dari duri-duri dalam selimut yang hendak membuatmu terjaga

Segeralah tidur, bangunlah esok pagi bersama mentari yang bersinar terang

Iringilah dengan tinjumu ke udara, tegaplah langkahmu, dan lantanglah suara dalam berteriak

Pecahkan petir-petir itu agar tak ada gemuruh yang berani mengganggu kau tertawa

Segeralah tidur anakku, nyenyaklah kau dalam bermain dalam bermimpi

Tidurlah anakku, selamat malam wahai Rajawaliku

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler