Skip to Content

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Joan UduPerempuan JalangKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG
Salman ImaduddinMolotov TerakhirLalik KongkarBelum Usai

Karya Sastra

ketegaran cinta

sekalipun terpaan menggoncang cinta ini

engkau tetap begitu yakin melangkah

pedih engkau tanggung beban cercaan

tetapi engkau tetap mampu tersenyum

berhenti di halte episode kehidupan

bila aku berhenti di halte episode kehidupan ini

jangan anggap aku telah kehilangan diriku

aku hanya berhenti sebentar untuk menata nafas

setitik embun tetap memberi harapan

setitik embun tetap memberi haparan

entah seberapa akan diberikan untuk keteduhan

perlahan dan memang perlahan

tapi begitu bermakna ditengah keringnya suasana

HANYA KAU DAN AKU Puisi ke 107 dalam Menghitung Rindu (1)

 

 

HANYA KAU DAN AKU (1)

 

Aku tak akan bercerita kepada siapapun tentang kita

APA LAGI Puisi ke 106 dalam Menghitung Rindu (1)

 

 

APA LAGI  

 

Lewat apa lagi aku bisa bercerita tentang rindu dan cinta

Puisi ke 60 dakam Menghitung Rindu (1)

 

BUKIT PUTIH  

 

Bukit putih diselimuti awan tipis merah muda

tuntunlah pada jalan keberkahan-Mu

yang kuterima hari ini 

inilah yang menjadi bagianku

seberapapun, inilah bagianku

memang serasa kurang

tapi hati ini harus keras berjuang

air mata di antara ceria

hari ini tetap kubuka pagi dengan penuh keceriaan

tak sedikitpun galau, tak sedikitpun miris

seperti biasa aku mengikuti cerianya matahari

ITU SAMPAH ATAU APA?

Beri tahu aku jika kau lihat. 
Itu sampah atau apa? 
Di jalanan ada sampah 
Di selokan penuh sampah 
Di laci meja, ada sampah 

iri hati mengusik lagi

aku sendiri tak tahu kenapa kita jadi sama-sama diam

padahal kebersamaan telah lama kita pelihara

kita saling menjaga rasa

kita terus membangun mesra

Sindikasi materi

Bookmark



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler