di setiap senja yang telah terlupa
mengalirlah namamu sebagai bidadari dalam dongengku
terundung dalam sepi yang menakdirkan cerita
aku berkata-kata seakan mendoa
Menggelegak tanya diliang hati Meruah tiada terhenti Menyulam kata berbisik simpati Haruskah merenda risau, dikala sepi
Mengkerut lipatan dahi Tak terhitung limpitan tanya terjejali
Teruntukmu Mengapa kau terdiam, ketika aku memanggilmu Dan kamu hanya menatap kosong, seolah-olah aku tak ada dihadapanmu Teruntukmu Aku berteriak kembali bersama rindu yang menderu
Wanita berpuisi
Tempat itu belum selesai
Aku harus lewati bersamamu
Dengan sebuah mimpi
Pada warna yang gelap
Kepingan puisi perempuan
Tujuh pernama aku tunggu
Wahai betinaku
Hai, kawan-kawan pecinta novel, apa kabar? Semoga kabar baik semuanya. Oiya, sudah baca belum novel The Lost Java karya Kun Geia?
Komentar Terbaru