Skip to Content

Kabar untuk Simbah Kakung #10

Foto Veronica Um Kusrini

#10

Aku memang ingin bertemu dengan simbah kakung, namun aku harus menahannya. Aku masih harus bertahan di kota ini selama 3 hari lagi. 3 hari itu kupikir terlalu lama. Namun pikiranku itu segera hilang ketika bulik mengajakku berjalan-jalan ke ibu kota. Esok hari kami akan ke ibu kota, Jakarta. Jadi di manakah aku sekarang tinggal? Rupanya aku tinggal di Bekasi, salah satu kota di perbatasan antara Jakarta Timur dengan bagian paling barat Provinsi Jawa Barat. Jakarta tidak terlalu jauh dari tempat bulikku tinggal.

Akhirnya, kami menuju ke ibu kota, Jakarta. Perjalanan ke sana tidak terlalu lama, kami hanya naik bus dua kali saja, melewati jalan yang tidak ada motornya sama sekali. Haii, di manakah para pengendara motor? Ohh rupanya aku sedang melewati sebuah jalan bernama jalan tol. Jalan tol adalah jalan bebas hambatan, kata bulikku. Sepanjang jalan itu, aku melihat gedung-gedung yang amat tinggi. Apakah mungkin Menara Babel seperti ini bentuknya? Mungkin juga ya? Apalagi aku mendengar orang-orang yang berbicara di dalam bus ini tidak aku mengerti bahasanya, sungguh, aku hanya mendengar saja tanpa memahami apa yang mereka bicarakan.

Setelah beberpa menit kami di dalam bus, bulikku mengajakku turun. Bus berhenti di sebuah gedung yang tidak teralu tinggi. Di dekat kami turun itu terdapat sebuah jempatan yang melintang di atas jalan raya. Orang-orang tampak asyik berjalan di sana, beberapa penjual juga menjajakan barang-barangnya. Entah apa yang dijual, karena aku tidak melihatnya dengan jelas.

Setelah turun dari bus, kami mulai masuk. Ada tulisan “Gramedia” di depan bangunan itu. Di tempat itulah kami menemukan banyak sekali buku. Bulik mengajakku ke bagian buku-buku dengan tulisan ‘rohani’. Ohh, aku jadi ingat perkataan simbah kakung, dia akan membelikanku buku bergambar. Tapi buku apa ya yang bergambar? Aku tidak tahu apa yang simbah kakung maksud, akupun tidak berani bertanya kepada bulik. Oh iya, aku melihat bulik membeli sebuah buku agak tebal dan kulihat cukup berat. Buku itu dibungkus kertas bergambar batik yang sangat indah. Motif batik itu motif kesukaanku. Aku sungguh ingin bertanya kepada bulik, namun aku tidak cukup berani, aku diam saja. (***********bersambung)

***

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler