Skip to Content

SANKPANDU

Foto Mangun-Kuncoro

1

Lorong Waktu

 

Badan terkecil dalam BEM STAI BU adalah kosma merupakan basis masa yang berfungsi sebagai mobilitas masa untuk menunjang kegiatan BEM. Hal ini dapat dilihat pada AD/ART BEM STAI BU Pasal 10. Aku sering menyebutnya angkatan; tempat sekumpulan orang dalam program studi tertentu.

Nah, ada yang unik di kelas yang kemudian kami sebut kosma. Di kampusku setiap kosma wajib memiliki nama tertentu, layaknya barang kesayangan kita. Semisal kucingku namanya Tom, kambingku bernama Sound, pandaku namanya bernad, dan lain-lain.

Angkatanku Cuma terdiri dari 18 orang. Namun mereka semua memiliki pemikiran yang luar biasa untuk kemajuan. Menentukan nama kosma saja harus menghabiskan berjam-jam untuk perang argumen. Yang harus ada filosofinyalah-yang harus idealislah-yang harus bermaknalah-atau apa sajalah. Huh, kayak anggota parlemen menentukan program saja fikirku.

Hem,dari pada ngurusi keributan mereka, mending ku kenalkan angkatanku pada kalian; tak kenal maka tak sayang. Pepatah orang-orang itu:

Enaknya kita mulai dari mana ni? Kalau filosofi Jawa harus didahulukan yang tertua, supaya tak kualat. Baiklah kita mulai dari yang tertua; apa salahnya menuruti filosofi Jawa, toh belum tentu salah dan benarnya:

Marsidik, yang satu ini sesepuh kami: aku dan teman-temanku. Kami menyebutnya sesepuh; tempat rujukan pemikir-pemikir yang liberal. Seperti pemikiranya Mufti, Aab, Tasnim. Pemikiran ketiga orang itu selalu saja ngelantur. Ah, nanti saja membongkar jati diri mereka kita kembalikan pada sesepuh kita.Marsidik oh cak Marsidik bersuara merdu tatkala melantunkan kalam Ilahi, selain sesepuh dia juga qori’terhadal yang kami miliki, lemah gemulai tingkahya. Tapi kadang juga jengkelin, malah membingungkan seluruh nasehatnya.

Selanjutnya kita terbang ke daerah Nganjuk, yang telah menerbitkan seorang yang handal pula. Namanya Saat, kami sering mengkoyahnya saat-saat terindah. Nah, orang ini kebanggaan kami. Beliau ampuh sekali. Tercatat sebagai hafidz, sufi, rendah diri, sopan, suka menolong dan rentetan titel dan penghargaan lain yang tak mungkin kusebut.

Diam-diam menghayutkan; kata ini cocok buat temenku yang bernama Kholil, Siswanto, Mujahim, Irsyat. Keempat orang ini hampir berkarakter sama meski tak sepenuhnya. Sungguh orang-orang ini tak banyak bicara, tak banyak tingkah. Namun, sekali berbicara dan bertingkah mampu menarik perhatian. Satu kata yang keluar dari bibirnya membutuhkan penafsiran ganda padaku dan teman-temanku.

Nah saatnya kita bongkar jati diri dari ketiga tokoh yang membuat onar di angkatanku. Mufti, Aab, Tasnim: golongan muda yang selalu membuat kelasku buncah dengan tawa, perenungan, dan lain sebagainya.  Sensasi selalu muncul tiba-tiba dari mereka: mufti misalnya, selalu menebar sms yang menggugah emosional dan menitihkan airmata tat kala aku tak masuk kuliah. Kakean petuah, bahasaku. Aab, meski tergolong jarang kuliah sama denganku. Tapi orang ini jenius, pandai menafsiri keadaan. Tasnim, yang tiba-tiba berpuisi tatkala kami, aku dan teman-temenku boring. Mengharukan.

Kalau mau gosip hangat seputar selebriti dan lain sebagainya. Ada yang siap mengutarakan kepadaku dan teman-temanku. Ini dia orangnya, ratu-ratu gosip di angkatanku: Ida rahma, Chusnul, Mala, Bariyah, Afif. Apalagi Ida yang lebay-nya minta ampun ketika menyampaikan berita. Gini lho cin, yang mampu membuatku tertawa.

Yang satu ini aku takut menemuinya; bukan nerfous, melainkan selalu nagih uang khas yang telah nunggak berbulan-bulan. Namanya Badi’ah,  Ayo.....ndang bayar. Kata itu selalu muncul setiap harinya.

Putri Salamah, gadis anggun yang membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi sayang sebelum sempat aku mengutarakan I Love You. Ternyata dia udah punya suami. Nelangsa deh.

Kalau yang satu ini yang paling muda diantara kami. Namanya Rouf: kepribadiannya sangat sulit ditebak. Tapi dia sembrono hehe.

Saatnya aku, namaku Andi. Perantau yang sangat jauh sendiri. Negeri seberang asalku. Aku sih yang terbodoh dari mereka. Lebih suka merangkum peristiwa diantara kami: suka, duka dan segudang rasa yang membumbung ketika kita bersama; kilauan rindu tatkala kita berpias antara jarak, ruang dan waktu.

Nah dah kenal kan, itu calon-colon pengisi masa depan yang kami miliki. Kita kembali pada pergulatan nama kosma. Mufti masih kelihatan ngotot dengan nama yang ditawarkan, MANGKUTI katanya. Aku sendiri nggak faham maksudnya.

Dan setelah melewati pegulatan ide yang panjang diputuskan nama SANKPANDU sebagai nama kosma kami, aku dan teman-temanku. Ini buah fikir master yang memiliki banyak titel tadi.

SANKPANDU; Kawah condrodimuko, yang akan menggodok 18 orang menjadi ksatria nantinya. Tempat dimana kisah suka, duka akan terangkum menjadi kenangan; menjadikan goresan peristiwa yang indah pada saatnya. Dan pastinya, takkan pernah hilang, selalu tersimpan dalam sudut hati. Hingga tak terbatas waktu. (***)

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler