saat hijrahku melalang langkah
terbawa arung kembara panjang
dalam persinggahan di kota ini
sebuah kenang menyeruak tanya
masih ingatkah kau?
pada pincuran bambu di belakang rumah kita
atau pada potretku yang pernah engkau lempar dengan kayu?
bila ingat itu kawan,
aku tersenyum mengenangnya
dan bila kenang itu melintas kembali
dapatkah mengalirkannya ke hulu kata?
sedang menghilirkannya tidaklah mudah!
tiada kata, tiada makna
bukan apa-apa!
Jkt, Juli 1997
Komentar
Tulis komentar baru