Skip to Content

Puisi Oscar Amran

Kalender Tak Bertanggal

Kalender Tak Bertanggal

 

Wajah keriting di warung kopi

Di sana aku membaca negeri

Gabak bergulung menggumpal kental

RATAPAN RANTAU

memandang jauh, menerawang di hamparan
luas sawah leladang, benih yang tersemai
di sepiring tanah impian, luruh
dedaun kering, di guguh angin zaman

TARIAN WAKTU

menarilah semaumu, segemulai angin meliukkan ilalang
menjatuhkan embun di batang-batang
hingga kering di dijilat matahari jelang siang
kau bebas melenggang senang

MENDUNG DI PALESTINA

:hujan di mata belum reda

palestina membara
langit mendung merah
meluruh mata air darah
jatuh bagai anak panah melesat berhamburan
menyambar dan menjarah bocah-bocah
darah menganak sungai

Menjelang Senja

 

sesiang ini geliat  rasa menggoda

gigil melumat sendi-sendi di raga

kudiamkan amuk ini

dalam tafakur syukur

ku lafaz doa

asmaMu bergetar

PADA PINTUMU

menjelang  ramadhan berkah ini

aku berhutang janji padamu tuan!

aku tersentak dalam kealpaan diri

duniawi melupakan segalanya

Dalam Dekapan KasihMu

 

bias mentari memerah di kaki langit

bulan merayap penuh mendekap senja di pintu malam

ketika siang menatap langit yang membawa berkah nikmatMu

CATATAN (DALAM KENANG-3)

saat hijrahku melalang langkah

terbawa arung kembara panjang

dalam persinggahan di kota ini

sebuah kenang menyeruak tanya

masih ingatkah kau?

LIHATLAH DI BATAS LANGIT

lihat lah di batas langit

setianya biru membingkai sepanjang masa

awan berarak tinggalkan jejak putih

tergurat indah bak fatamorgana

SEPARUH WAKTU BERLALU

 

 

separuh waktu  berlalu di pengujung rambu kehidupannya

separuhnya lagi hilang tidak membekaskan lelah

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler